Ayah. Bapak. Papa. Apapun itu.
Tapi aku memanggil laki-laki itu dengan sebutan yang lebih indah dari semua itu. Abi.
Abi. Namanya Budi Prajogo. dan menurutku, dialah laki-laki terhebat yang pernah kutemui :) Abi seorang yang menyenangkan. dan Abi selalu, akan mendukung semua program dan kegiatanku.
Aku, dan Abi, memiliki kesenangan yang sama. Sama-sama senang berkecimpung dalam organisasi. Kami senang membaca. Abi selalu mendorongku untuk membaca, dan mencintai buku. dan terkadang, Abi menyarankan beberapa buku untuk kubaca. Seperti buku Musashi, Taiko, itu karena
Abi.
Dan sepertinya, kesenanganku menulis juga karena Abi.
Abi orang pertama yang mendorongku untuk menulis. Di buku harianku, di blogku. dimanapun.
Dan ternyata (aku baru tahu hal ini ketika aku sudah menjadi siswi di MAN Insan Cendekia), Abi pun pandai merangkai kata-kata menjadi berbait-bait puisi. Dan tanpa sepengetahuanku, Abi menulis beberapa puisi untuk kami, anak-anaknya.
Maryam. Fatimah. Khodijah. Ahmad.
Kini setelah aku dan Fatimah pergi dari rumah, untuk menuntut lebih banyak lagi ilmu di sekolah kami masing-masing. Kami-aku, khususnya- merasa sangat kehilangan sosok Abi.
Dulu, ketika aku masih di rumah, aku selalu berangkat diantar Abi, karena sekolahku di daerah Pondok Pinang. Kami selalu berangkat lebih pagi dari adik-adikku yang lainnya. Berangkat pukul 6.00 adalah suatu keharusan, jika kami berdua tidak ingin terlambat. Sedikit terlambat saja, aku pasti akan memberengut. dan Abi selalu tahu itu. Terkadang memang kami kesiangan, dan sedikit ngebut di jalan. Dan selalu, setiap pagi selama tiga tahun itu. Bahkan lebih dari itu, karena ketika SD pun, aku selalu diantar Abi. berarti, hampir 9 tahun aku selalu berangkat pagi bersama Abi. Abi selalu menyetel al-Matsurat di pagi hari dalam perjalanan kami menuju sekolahku. Abi yang mengajarkanku untuk selalu melafadzkan do'a-do'a itu di pagi ataupun di sore hari. Agar aku selalu dilindungi olehNya. Menjadi jaminan bagi Abi bahwa selalu akan ada yang menjagaku, meskipun Abi tak disampingku.
Dan kini. Ketika aku sudah selangkah lebih besar. Selangkah lebih dewasa. Ketika aku sudah mulai memiliki pikiran untuk keluar dari rumah. Memilih sekolah berasrama. Beliau selalu menyempatkan waktunya yang sibuk sebagai anggota dewan. Setidaknya sesekali, ketika aku punya kesempatan keluar dari kampus, Abi mengajakku ke toko buku. Membiarkanku memilih buku untuk diriku sendiri, karena Abi tahu aku senang membaca. Membiarkanku memilih semua buku yang menarik buatku. Liburan yang lalu, tanpa sepengetahuanku pula, ternyata Abi telah membeli kamera SLR Canon EOS 1000D. dan Abi membolehkanku untuk membawa kamera itu ke sekolah. Ternyata Abi punya jiwa jurnalisme yah :D
Abi.
Abi.
Abi.
Betapa aku menyayangi Abi. Mencintai Abi. Tidak ingin apapun terjadi padanya. Allah, lindungi Abiku sayang. Berilah selalu kesehatan padanya. kelapangan untuk setiap urusannya. dan juga keluangan waktu baginya, sehingga Abi akan selalu bisa mendengar cerita-cerita dariku, dari Fatimah, Khodijah dan Ahmad. :)
Terima Kasih Abi, untuk semua kebaikan dan kasih sayang Abi, semuanya. semuanya. semuanya. Aku akan selalu mengusahakan yang terbaik kok :)
No comments:
Post a Comment